Kisah 2 Murid SMKN 4 Balikpapan Berhasil Pamerkan Busana Khas Kaltim di Front Row Paris

Fadiah (Kiri) dan Diva (Kanan), Dua murid SMKN 4 Balikpapan yang Pameran Busana di Front Row Paris. 

Penulis: Ardiana | Editor: Budi Susilo

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN – Kesempatan ke Kota Mode Dunia, Paris, menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi Meidiva Maulidya (18) dan Nur Fadiah Fildzah (17).

Dua siswi kelas IIX Jurusan Tata Busana SMKN 4 Balikpapan ini berhasil memamerkan karya mereka di ajang Front Row Paris beberapa waktu lalu.

Mereka menggunakan Wastra Indonesia terutama Kalimantan Timur, juga mengambil tema “Haru Kare” dari bahasa Dayak Biaju yang berarti masa depan yang baru.

Diva memang suka menggambar dan mendesain busana sejak kecil.

Sementara Fadiah, dulunya memiliki hobi menjahit dan membuat pakaian Barbie.

Dua keahlian itu bersatu padu didampingi seorang guru, Titin Setyorini, yang terus mengarahkan mereka.

Siapa sangka, mereka berhasil memamerkan karya dan mengenalkan Wastra Kalimantan Timur di kancah internasional.

Meski begitu, kesulitan demi kesulitan tentu mereka alami. Baik pada waktu persiapan yang mepet, beberapa kain yang memiliki tingkat kesulitan tinggi saat dijahit, hingga rasa bosan dan khawatir yang mereka rasakan.

Hanya dalam waktu seminggu, ide desain yang telah mereka buat kemudian diaplikasikan.

Demi mencapai kualitas yang semakin baik, Kepala sekolah SMKN 4 Balikpapan, Emilia memberikan mereka kesempatan untuk ikut workshop dari salah satu designer ternama, Samsuga di kota Malang selama 1 bulan.

“Kita dikejar waktu. Untuk proses pencarian idenya aja cuma semingguan. Karena waktunya mepet. Belum lagi pembuatan bajunya, belanja kainnya dan lain-lain,” jelas Diva, Minggu (17/9/2023).

“Sempat mau nyerah, dengan waktu yang mepet, harus terus ngejahit full sebulan. Cuman, untungnya ada orang-orang yang ngedukung kita, teman-teman, guru, ibu Titin,” lanjut Fadiah.

Ya, mereka tidak pernah merasa sendirian. Meski sempat ingin menyerah, namun tanggung jawab sebagai perwakilan SMK seluruh Indonesia, terutama sekolah kebanggaannya itu menjadi alasan mereka untuk tak patah semangat.

Terkadang, demi mengusir rasa bosan, keduanya menjahit sembari mendengarkan lagu-lagu Taylor Swift dan idola mereka lainnya.

Namun, semua pengorbanan tersebut membuahkan hasil yang sangat memuaskan.

Sebanyak 16 busana berkonsep fall winter berupa outer dan jaket hampir ludes dalam beberapa hari.

Bagaimana tidak, keunikan dari ragam Wastra Indonesia, menarik banyak peminat dalam ajang exibition Front Row Paris tersebut.

Belum lagi konsep busana yang disesuaikan dengan musim di kota romantis tersebut.

Sehingga, tak ayal, prestasi dan semua proses itu membuat orang sekeliling mereka bangga.

“Ini kali pertama dan langsung menembus ke internasional. Gak nyangka bisa kesana. Apalagi bisa membawa busana yang kita desain untuk di pamerkan di Paris,” seru Diva.

“Bangga banget, bisa bawa nama SMKN 4 Balikpapan ke tingkat internasional. Perwakilan seluruh SMK di Indonesia,” sambut Fadiah.

Selain itu, Diva membeberkan, busana yang mereka pamerkan nuga sempat mendapat pujian dari designer ternama di Indonesia, Ivan Gunawan.

Bahkan, menurut cerita Diva, Ivan tak menyangka, beberapa baju tersebut adalah hasil design dari anak SMK.

“Kemarin waktu di Paris, sempat ngobrol dan foto sama kak Ivan Gunawan, sharing-sharing juga. Katanya, ‘bagus loh desain kalian. Ini bisa dikembangkan lagi. Benerkah ini buatannya anak SMK?’,” cerita Diva.

Lebih lanjut, mereka berharap, semua pengalaman dan proses tersebut terus menjadi pengalaman dan pembelajaran yang tak terlupakan.

Tak hanya itu, prestasi ibu juga diharapkan bisa berlanjut ke generasi berikutnya.

Buat adek-adek kelas, jangan pernah takut untuk mencoba. Jangan takut dikritik dan harus selalu tetap pada pendirian.

“Kalian gak salah pilih jurusan, karena masa depan ada ditangan kalian, jadi harus tetap optimis,” pungkas Fadiah.

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul Kisah 2 Murid SMKN 4 Balikpapan Berhasil Pamerkan Busana Khas Kaltim di Front Row Paris, https://kaltim.tribunnews.com/2023/09/17/kisah-2-murid-smkn-4-balikpapan-berhasil-pamerkan-busana-khas-kaltim-di-front-row-paris.
Penulis: Ardiana | Editor: Budi Susilo 

Titin Setyorini, Sosok di Balik Kesuksesan Siswi SMKN 4 Balikpapan Pameran di Front Row Paris

Fadiah (Kiri) dan Diva (Kanan), Dua murid SMKN 4 Balikpapan bersama guru yang Pameran Busana di Front Row Paris. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN – Peran guru memang tak lepas dari setiap kesuksesan muridnya. Seperti halnya guru SMKN 4 Balikpapan, Titin Setyorini, yang berjuang demi memamerkan karya muridnya, Meidiva dan Fadiah, pada ajang Front Row Paris.

Untuk diketahui, kegiatan Front Row Paris ini diselenggarakan oleh Indonesian Fashion Chamber (IFC).

Ini berkolaborasi dengan Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bisnis dan Pariwisata (BBPPMPV Bispar) di bawah naungan Kemendikbudristek.

Sehingga, pertama kalinya, salah satu SMK Negeri di kota Balikpapan mewakili sekolah seluruh Indonesia pada ajang tersebut setelah lolos kurasi dari 21 designer di Indonesia.

Titin membeberkan, hal ini juga dipicu dari dampak pembangunan Ibukota Negara (IKN) di Kalimantan Timur.

Selain itu, dirinya juga telah mendapat perhatian IFC karena keberhasilannya pada upskiling dan reskilling guru di Kota Malang.

Saat itu, karyanya terpilih untuk tampil di Jakarta Fashion Week. Maka tak ayal, sekolah tempat ia bekerja “dilirik” oleh IFC karena memiliki peluang untuk tampil di ajang internasional.

Ia membeberkan, kedua siswinya itu ia dampingi mulai dari persiapan, hingga saat kembali ke Balikpapan.

Baik dalam hal pencarian ide yang hanya seminggu, pengerjaan sekitar 16 busana dalam waktu 1 bulan, hingga persiapan lainnya seperti vitamin dan pakaian untuk dua muridnya tersebut.

Sebab baginya, mengangkat potensi para muridnya memang menjadi tindakan membanggakan bagi seorang guru.

Meski membutuhkan pengorbanan, namun menurut Titin, buah dari perjuangannya itu akan sangat manis pada akhirnya.

Di samping itu, Titin memiliki prinsip bahwa setiap ada peluang atau potensi, wajib untuk diambil.

Sedangkan hasilnya adalah urusan belakangan. Hal terpenting dari semua itu adalah usaha.

Anak-anak ini punya potensi, kalau tidak kita angkat, sayang. Jadi mereka ini kita bimbing dengan teknik yang tepat dan intens, Alhamdulillah jadi bisa.

“Memang harus butuh pengorbanan. Harus magang 1 bulan, dan benar-benar full jahit, bahkan lembur. Tapi hasilnya seperti ini,” ungkapnya, Minggu (17/9/2023).

Ya, pengorbanan dan perjuangan Titin memang membuahkan hasil manis untuk dirinya, para muridnya, bahkan negaranya.

Bagaimana tidak, dengan mengangkat tema Kalimantan dan IKN yang menjadi nilai lebih, belasan busana karya mereka hampir ludes terjual.

Dari 16 busana berkonsep fall winter yang dipamerkan di ajang Front Row Paris tersebut, 14 busana lainnya laku terjual. Sehingga, pendapatan yang didapatkan mencapai kisaran hampir Rp 20 juta.

Bahkan, Titin mengaku awalnya sempat minder dengan karyanya ditengah kemegahan high fashion dari busana lainnya.

Namun, ia tetap percaya dengan desain buatan muridnya tersebut yang unik dan berbeda dengan yang lainnya.

“Sebenarnya ada perasaan minder, tapi ya kita optimis aja. Karena design kita berbeda. Mereka rata-rata busana high fashion, tapi kita lebih menyesuaikan tema musim,” katanya.

“Disana kebetulan mau fall winter, jadi kita menyesuaikan. Ternyata banyak laku karena mungkin sesuai kebutuhan,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMKN 4 Balikpapan, Emilia Monalita juga turut berbangga atas prestasi yang ditorehkan murid dan guru sekolahnya tersebut.

Fadiah (Kiri) dan Diva (Kanan), Dua murid SMKN 4 Balikpapan yang Pameran Busana di Front Row Paris.
Fadiah (Kiri) dan Diva (Kanan), Dua murid SMKN 4 Balikpapan yang Pameran Busana di Front Row Paris. (TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO)

Bahkan ia mendukung penuh segala proses yang dijalani.

Selain itu, Emilia juga mengucapkan terimakasihnya atas berbagai pihak yang mendukung seluruh perjalanan mereka.

“Kami mengucapkan terima kasih pada Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim yang sudah mendukung kegiatan dengan menjadi salah satu sponsor dalam kegiatan “Paris Front Row” ini,” pungkasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul Titin Setyorini, Sosok di Balik Kesuksesan Siswi SMKN 4 Balikpapan Pameran di Front Row Paris, https://kaltim.tribunnews.com/2023/09/17/titin-setyorini-sosok-di-balik-kesuksesan-siswi-smkn-4-balikpapan-pameran-di-front-row-paris.
Penulis: Ardiana | Editor: Budi Susilo 

Viral 2 Siswi SMKN 4 Balikpapan Pamer Karya Busana di Front Row Paris Bikin Bangga

Fadia (kiri) dan Meidiva (kanan) siswi SMKN 4 Balikpapan bawa karya busana di acara Front Row Paris di The Westin Hotel Vendome Paris pada 2 September 2023. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN – Bikin bangga! Dua siswi SMKN 4 Balikpapan pamer karya busana di Front Row Paris viral di media sosial.

Dua siswi SMKN 4 Balikpapan unjuk gigi di Front Row Paris untuk mengenalkan karya busananya.

Mereka adalah Fadia dan Meidiva.

Melalui Instagram @skapabpn, diunggah video model yang memeragakan hasil karya siswi SMKN Balikpapan di acara Front Row Paris tersebut.

Saat ditampilkan hasil karya busana kedua siswi tersebut, sembari diiringi oleh musik khas dayak.

Siswi yang membuat kebangaan tersebut menjadi viral.

Untuk diketahui, acara Front Row Paris merupakan acara yang digelar oleh Persatuan Fesyen Indonesia atau Indonesian Fashion Chamber (IFC).

Acara Front Row Paris digelar di The Westin Hotel Vendome Paris pada 2 September 2023.

Ada 13 desainer Indonesia yang mengikuti acara tersebut, termasuk 2 siswi SMKN 4 Balikpapan itu.

Desainer lainnya di antaranya, Deden Siswanto, Fashion Hikmat, Oleanderbyribie, Rose Ma Lina X Sofie, Michelle Liu, Lidia Hadiwinoto, Chatryne Liu, Shannelome Yuma, Desain Fashion Internasional Binus, Sofie, Ali Karisma, dan Ivan Gunawan.

Kegiatan siswi SMKN 4 Balikpapan Fadia dan Meidiva dibiayai oleh Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Bisnis dan Pariwisata Kemendikbudristek dengan Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur.

Sebagai informasi, dikutip dari Instagram @skapabpn, Meidiva dan Fadia adalah siswi kelas XII Jurusan Tata Busana di SMKN 4 Balikpapan. Ini menjadi momen pertama Meidiva dan Fadia pergi ke luar negeri dan langsung membawa hasil karya busananya di kancah Internasional.

Setidaknya, ada 10 model busana yang dibawa mereka.

Tentu video yang menunjukkan busana milik siswi SMKN 4 Balikpapan menarik perhatian warganet di media sosial.

“Maa Syaa Allah sukses selalu buat SKAPA tercintaa,” tulis warganet.

“Merinding dengar musik nya. Bangga bangat sama kalian. Semoga bs menginspirasi tmn-tmn yg lain untuk pantang menyerah dan semangat berkarya hingga berprestasi mendunia,” tulis warganet.

“Kerenn, skapa makin di depann, bangga mnjdi alumni ny,” tulis warganet.

“KERENNN,” tulis warganet.

Sukses selalu, Meidiva dan Fadia! (*)

Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul Viral 2 Siswi SMKN 4 Balikpapan Pamer Karya Busana di Front Row Paris Bikin Bangga, https://kaltim.tribunnews.com/2023/09/04/viral-2-siswi-smkn-4-balikpapan-pamer-karya-busana-di-front-row-paris-bikin-bangga.
Penulis: Briandena Silvania Sestiani | Editor: Briandena Silvania Sestiani 

Karya SMK Ikut Fashion Week Internasional, Siap Tampil di Paris

Marieska Harya VirdhaniOkezone · Sabtu 26 Agustus 2023 15:53 WIB

JAKARTA – Dunia fashion lokal akan membuat Indonesia bangga. Kali ini justru dibuktikan oleh para siswa vokasi tingkat SMK yang bakal tampil di Paris, Prancis.

Dalam kegiatan Front Row Paris mendatang, karya insan vokasi akan berkibar di fashion week internasional pada 2 September 2023. Acara yang diselenggarakan oleh Indonesian Fashion Chamber (IFC) itu pun mengikutsertakan karya SMKN 4 Balikpapan dan berkolaborasi dengan Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bisnis dan Pariwisata (BBPPMPV Bispar).

BBPPMPV Bispar sendiri merupakan salah satu unit pelaksana teknis (UPT) di bawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang berlokasi di Kota Depok, Jawa Barat.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, mendukung penuh semangat insan vokasi dalam kegiatan tersebut.

“Indonesia adalah negeri yang kaya akan budaya, tak hanya di kota tapi juga di daerah. Masih banyak mutiara yang belum terlihat secara luas. Untuk itulah, SMKN 4 Balikpapan dipilih untuk menunjukkan pesona budaya khas Kalimantan,” kata Dirjen Kiki dalam acara Konferensi Pers Front Row Paris 2023 di Grand Indonesia, Jakarta dalam keterangan resmi kepada Okezone, Sabtu (26/8/2023).

 Kiki menjelaskan bahwa hasil dari Program Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan oleh BBPPMPV Bispar telah menghadirkan guru yang berkualitas. Dampak dari program tersebut diaplikasikan oleh SMKN 4 Balikpapan melalui karya busana Harukareh.

“Dengan semangat Merdeka Belajar, siswa di SMKN 4 Balikpapan diberikan kebebasan untuk berkreasi menggali ide-ide untuk merancang busana di bawah bimbingan guru dan berhasil melahirkan koleksi busana Harukareh. Ini menjadi bukti nyata bahwa insan vokasi pun mampu bersaing dalam bidang fashion,” kata Kiki.

Kolaborasi insan vokasi, mulai dari guru dan siswa menghadirkan 10 busana Harukareh yang akan tampil di Front Row Paris. Emilia Monalita selaku Kepala SMKN 4 Balikpapan mengatakan terdapat 5 busana yang akan ditampilkan dan 5 busana lagi untuk photoshoot.

“Total yang kami buat ada 10 busana. Persiapannya telah dimulai sejak Juni 2023. Siswa mendesain baju yang layak jual sesuai pangsa pasar Eropa. Lalu, Juli s.d. Agustus siswa berada di industri untuk mematangkan konsep desain baju sekaligus memproduksi baju,” kata Emil.

Emil juga menyampaikan bahwa kolaborasi ini terbentuk dari Program Upskilling dan Reskilling yang diikuti oleh salah satu guru yaitu Titin Setyorini.

“Setelah mengikuti program tersebut, saya mendapatkan inspirasi untuk memberikan peluang sebesar-besarnya kepada siswa dalam berekspresi mengembangkan minatnya. Praktik baik yang saya terapkan dengan siswi adalah busana Harukareh ini,” ujar Titin.

Sebagai alumni dari Program Upskilling dan Reskilling 2022, Titin mengungkapkan bahwa Harukareh berasal dari bahasa Dayak yang garis besarnya menggambarkan harapan akan masa depan yang cemerlang. Terdapat dua siswi yang berkontribusi dalam pembuatan 10 busana Harukareh tersebut, yaitu Meidifa Maulidiya dan Nur Fadi siswa kelas XII Jurusan Tata Busana.

“Saya senang mendesain baju dan sangat antusias mengikuti fashion week di Paris. Busana untuk acara ini sesuai dengan konsep Harukareh, saya memadukan warna-warna hutan Kalimantan, seperti coklat dan hijau,” kata Meidifa yang bercita-cita menjadi fashion desainer.

Meidifa juga mengungkapkan bahwa dengan belajar di SMK membuatnya selangkah lebih dekat dengan cita-citanya di bidang tata busana. Menurutnya, ini adalah kesempatan terbesar dan menjadi awal untuk tetap semangat meraih mimpi.

Sumber : https://edukasi.okezone.com/read/2023/08/26/624/2871633/karya-smk-ikut-fashion-week-internasional-siap-tampil-di-paris?page=1

Keren! 10 Busana Karya Siswa SMK Siap Guncang Front Row Paris 2023

Citra Larasati • 26 Agustus 2023 13:00

Jakarta:  Karya insan vokasi akan berkibar di fashion week internasional, Front Row Paris pada 2 September 2023. Acara yang diselenggarakan oleh Indonesian Fashion Chamber (IFC) ini bakal mengikutsertakan karya SMKN 4 Balikpapan dan berkolaborasi dengan Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bisnis dan Pariwisata (BBPPMPV Bispar).

Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, mendukung penuh semangat insan vokasi dalam kegiatan tersebut. “Indonesia adalah negeri yang kaya akan budaya, tak hanya di kota tapi juga di daerah. Masih banyak mutiara yang belum terlihat secara luas. Untuk itulah, SMKN 4 Balikpapan dipilih untuk menunjukkan pesona budaya khas Kalimantan,” jelas Kiki dalam Konferensi Pers Front Row Paris 2023, dikutip dari keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu, 26 Agustus 2023.

Kiki pun menjelaskan, hasil dari Program Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan oleh BBPPMPV Bispar telah menghadirkan guru yang berkualitas. Dampak dari program tersebut diaplikasikan oleh SMKN 4 Balikpapan melalui karya busana Harukareh.

“Dengan semangat Merdeka Belajar, siswa di SMKN 4 Balikpapan diberikan kebebasan untuk berkreasi menggali ide-ide untuk merancang busana di bawah bimbingan guru dan berhasil melahirkan koleksi busana Harukareh. Ini menjadi bukti nyata bahwa insan vokasi pun mampu bersaing dalam bidang fesyen,” ujar Kiki.

10 Busana Harukareh

Kolaborasi insan vokasi, mulai dari guru dan siswa menghadirkan 10 busana Harukareh yang akan tampil di Front Row Paris.  Kepala SMKN 4 Balikpapan, Emilia Monalita mengatakan terdapat 5 busana yang akan ditampilkan dan 5 busana lagi untuk photoshoot.

“Total yang kami buat ada 10 busana. Persiapannya telah dimulai sejak Juni 2023. Siswa mendesain baju yang layak jual sesuai pangsa pasar Eropa. Lalu, Juli sampai Agustus siswa berada di industri untuk mematangkan konsep desain baju sekaligus memproduksi baju,” jelas Emil.

Keren! 10 Busana Karya Siswa SMK Siap Guncang Front Row Paris 2023
Busana karya siswa vokasi yang siap tampil di Front Row Paris 2023. Foto: BKHM

Emil juga menyampaikan, kolaborasi ini terbentuk dari Program Upskilling dan Reskilling yang diikuti oleh salah satu guru yaitu Titin Setyorini. “Setelah mengikuti program tersebut, saya mendapatkan inspirasi untuk memberikan peluang sebesar-besarnya kepada siswa dalam berekspresi mengembangkan minatnya. Praktik baik yang saya terapkan dengan siswi adalah busana Harukareh ini,” ujar Titin. 

Sebagai alumni dari Program Upskilling dan Reskilling 2022, Titin mengungkapkan, Harukareh berasal dari bahasa Dayak yang garis besarnya menggambarkan harapan akan masa depan yang cemerlang.  Terdapat dua siswi yang berkontribusi dalam pembuatan 10 busana Harukareh tersebut, yaitu Meidifa Maulidiya dan Nur Fadi siswa kelas XII Jurusan Tata Busana. 

“Saya senang mendesain baju dan sangat antusias mengikuti fashion week di Paris. Busana untuk acara ini sesuai dengan konsep Harukareh, saya memadukan warna-warna hutan Kalimantan, seperti coklat dan hijau,” jelas Meidifa yang bercita-cita menjadi fesyen desainer tersebut.

Meidifa juga mengungkapkan, dengan belajar di SMK membuatnya selangkah lebih dekat dengan cita-citanya di bidang tata busana. Menurutnya, ini adalah kesempatan terbesar dan menjadi awal untuk tetap semangat meraih mimpi.

Perwakilan dari BBPPMPV Bispar, Nining Dwirosanti menyampaikan, pihaknya sudah bekerja sama dengan IFC untuk mencari bibit-bibit unggul dari SMK Jurusan Tata Busana. “Kami sudah bermitra dengan IFC sejak tahun lalu. Kami pun membantu mengkurasi hasil karya dari siswi-siswi SMKN 4 Balikpapan agar layak dipasarkan di pasar Eropa melalui kolaborasi dengan industri,” ungkap Nining.

National Chairman dari IFC, Ali Charisma mengungkapkan, IFC memiliki banyak desainer muda. “Untuk itulah kami pun mendukung anak-anak SMK untuk mengembangkan bakatnya di bidang fesyen,” ucap Ali. 

Karya insan vokasi bakal bersanding dengan 13 desainer papan atas Tanah Air seperti Ivan Gunawan, Deden Siswanto, Michelle Liu, dan masih banyak lagi. Karya insan vokasi ini menunjukkan bahwa inovasi dan kreativitas tidak memiliki batas.

Mereka telah menunjukkan bahwa desain fesyen Indonesia dapat mempertahankan identitas budaya yang kaya dan beragam sambil bersaing di pasar global. 

Sumber : https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/zNAAPPAN-keren-10-busana-karya-siswa-smk-siap-guncang-front-row-paris-2023

Pembawa Baki Paskibraka gugup berhadapan dengan Gubernur

“Enggak menyangka bisa terpilih sebagai pembawa baki untuk upacara di lingkungan Pemprov Kaltim. Tapi kalau yang jadi tantangan sebagai pembawa baki itu berhadapan langsung dengan Pak Gubernur Kaltim, sempat merasa deg-degan”

Samarinda (ANTARA) – 

Siswi SMK Negeri 4 Balikpapan yang juga bertindak sebagai pembawa baki Paskibraka Kalimantan Timur Khoirina Alfi S, mengaku merasa gugup saat berhadapan dengan Gubernur Isran Noor saat menerima duplikat bendera pusaka.

“Enggak menyangka bisa terpilih sebagai pembawa baki untuk upacara di lingkungan Pemprov Kaltim. Tapi kalau yang jadi tantangan sebagai pembawa baki itu berhadapan langsung dengan Baoak Gubernur Isran Noor, sempat merasa deg-degan,” kata Rina, sapaan akrabnya, usai upacara pengibaran bendera Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 RI yang dilaksanakan di Stadion Kadrie Oening Samarinda, Kamis.

Rina merupakan salah satu anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tahun ini. Dia mengatakan banyak hal berkesan bagi dirinya selama bertugas sebagai Paskibraka. Salah satunya, dia bisa bertemu dengan teman-teman dari berbagai daerah di Kaltim.

“Jadinya punya banyak teman baru dan pengalaman baru,” ujarnya.

Pasca melaksanakan tugas dengan baik, Rina mengaku lega, apalagi ketika melihat bendera yang dibawanya berhasil berkibar. 

Ke depan, Rina masih akan melanjutkan pendidikannya di SMK dan terus mengejar mimpinya sebagai Polwan.

“Saya terjun ke dunia Paskibraka saat masuk SMK. Saat itu, ada tawaran untuk mengikuti seleksi Paskibraka di tingkat kota dan saya memutuskan untuk mengikutinya, kemudian ikut seleksi di tingkat kota dan alhamdullilah lolos di tingkat provinsi walau belum rejeki saya untuk ke tingkat nasional,” tuturnya.

Meski tak mengawali dirinya di ekskul Paskibraka, tapi Rina ada keinginan untuk langsung memberanikan diri ikut seleksi di tingkat kota. Melalui proses yang panjang dan tak mudah,

“Proses latihannya ini memakan waktu selama tiga bulan. Seleksi di tingkat kota itu sudah dari Februari 2023, menjalani tes fisik, mental, dan akademik. Kami juga harus belajar tentang sejarah perjuangan bangsa dan nilai-nilai patriotisme,” paparnya.

Rina berharap pengalamannya sebagai Paskibraka dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk lebih mencintai tanah air dan menghargai jasa para pahlawan.

“Saya bangga bisa menjadi bagian dari Paskibraka. Ini adalah pengalaman yang tak terlupakan dalam hidup saya. Saya harap teman-teman yang lain juga tertarik untuk ikut Paskibraka dan merasakan sensasinya menjadi pembawa bendera pusaka,” pungkasnya.

Pewarta: Ahmad Rifandi
Editor : Rahmad 
COPYRIGHT © ANTARA 2023

Sumber : https://kaltim.antaranews.com/berita/191973/pembawa-baki-paskibraka-gugup-berhadapan-dengan-gubernur

Sosok Khoirina Alfi Syahrani, Pembawa Baki Paskibraka Kaltim yang Bercita-Cita Sebagai Polwan

Bagi Khoirina Alfi Syahrani, pembawa baki Paskibraka Kaltim merupakan momen yang berharga. Bahkan, bisa jadi kesempatan bersejarah sekali seumur hidup.

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Irama langkah kaki mantap menggema di seluruh Gelora Kadrie Oening Stadion Sempaja, Kamis (17/8/2023) pagi. Perlahan namun pasti, dengan tatap mata lurus, seluruh pasukan melangkah dengan membawa rasa bangga di hati, yaitu Sang Saka Merah Putih.

Ya, mereka adalah Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka). Dengan Khoirina Alfi Syahrani terpilih sebagai pembawa baki pada upacara bendera dalam rangka HUT Republik Indonesia (RI) ke-78 tingkat Provinsi Kaltim.

Perempuan yang akrab disapa Rina itu merupakan perwakilan dari Balikpapan yang berhasil lolos seleksi dan mengikuti karantina selama 3 bulan bersama anggota paskibraka Provinsi Kaltim lainnya.

Diketahui, Rina lahir di Balikpapan pada 26 Mei 2007, saat ini Rina menempuh pendidikan di SMK Negeri 4 Balikpapan.

Rina mengaku tak menyangka terpilih sebagai pembawa baki pada upacara HUT RI di tingkat Provinsi Kaltim. Tidak lupa dia berucap rasa bersyukurnya atas kesempatan bersejarah dalam hidupnya itu.

“Bersyukur dan enggak menyangka. Makna kemerdekaan untuk saya, berkibarnya bendera Merah Putih saat 17 Agustus,” ujar Rina saat ditemui pasca upacara.

Membawa Baki Bendera Merah Putih Adalah Sejarah Hidup

Menurutnya, membawa baki adalah kebanggaan tersendiri dalam dalam sejarah perjalanan hidupnya. Bagaimana tidak, Rina menuturkan pembawa baki akan selalu disorot.

“Kesempatan ini adalah yang benar-benar akan saya ingat. Serta, menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya,” tuturnya.

Tidak sedikit hal yang berkesan bagi Rina selama dia bertugas sebagai Paskibraka tahun 2023. Salah satunya, dia bisa bertemu dengan teman-teman dari berbagai daerah di Kaltim.

“Jadi, punya banyak teman baru dan pengalaman baru. Tapi, kalau yang jadi tantangan sebagai pembawa baki itu berhadapan langsung dengan Pak Gubernur Kaltim,” tuturnya.

Usai menjalankan tugas dengan baik, Rina mengaku sangat lega. Apalagi ketika melihat bendera yang dibawanya berhasil berkibar. Ke depan, Rina masih akan melanjutkan pendidikannya di SMK dan terus mengejar mimpinya sebagai polwan.

Perempuan berparas cantik itu mengaku terjun ke dunia Paskibraka saat masuk SMK. Saat itu, ada tawaran untuk mengikuti seleksi Paskibraka di tingkat kota dan Rina memutuskan untuk mengikutinya.

“Saat itu, saya ikut seleksi di tingkat kota dan alhamdullilah lolos di tingkat provinsi. Walau belum rezeki saya untuk ke nasional. Tapi alhamdullilah, dapat kepercayaan sebagai pembawa baki,” ujar perempuan yang hobi bermain basket itu.

Meski tak mengawali dirinya di ekskul Paskibraka, tapi Rina ada keinginan untuk langsung memberanikan diri ikut seleksi di tingkat kota. Melalui proses yang panjang dan tak mudah, dia bersyukur bisa sampai di tahap ini. (*)

Sumber : https://kaltim.akurasi.id/ragam/corak/sosok-khoirina-alfi-syahrani-pembawa-baki-paskibraka-kaltim-yang-bercita-cita-sebagai-polwan/

Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Devi Nila Sari

SMKN 4 Balikpapan Unjuk Sambal Ayam Geprek Titik Nol di Lomba Memasak di Bazar UMKM Harkopnas ke-76

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN – SMK Negeri 4 Balikpapan Selatan turut berpartisipasi dalam lomba memasak Ayam Geprek, di BSSC Dome Balikpapan, Kalimantan Timur.

Di mana, lomba tersebut inisiasi dari Dewan Koperasi, bersama Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perindustrian (DKUMKMP) Balikpapan, dalam rangka menyemarakkan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-76.

Adapun yang berpartisipasi adalah Rifki Anugrah, Muhammad Hasbi dan
Abdillah Pasha yang membuat Ayam Geprek Sambal Titik Nol sebagai hidangan terpilih untuk mengikuti lomba.

Selain adanya Titik Nol yang berada di Ibu Kota Negara (IKN), Jeruk Limau dalam sambel yang berbentuk bundar melingkar menjadi ciri khas, dari terpilihnya nama Ayam Geprek Sambal Titik Nol.

Dengan kendi mini tradisional berbentuk bundar melingkar, digunakan sebagai wadah sambal jeruk limau tersebut.

Selain itu, nasi tumpeng yang berwana putih berbentuk kerucut juga menjadi bagian ciri khas dari Ayam Geprek Sambal Titik Nol.

Tak hanya demikian, mereka menyajikan hidangan tersebut dengan tahu dan tempe, serta ditemani dengan ragam lalapan seperti terong, kol, selada dan daun kemangi.

Pendamping Siswa Jurusan Tata Boga SMKN 4 Balikpapan, Idil Fitriani Fatimah mengatakan bahwa hadirnya Titik Nol IKN turut menjadi inspirasi siswanya dalam membuat hidangan tersebut.

“IKN itu kan permulaan untuk mendirikan suatu negara. Dengan titik nol pasti pusatnya, itulah inspirasi mereka membuat sambal dari titik nol itu,” ujarnya, Kamis (27/7/2023).

Terlebih, imbuh Idil, jeruk limau yang khas Kalimantan ini jarang dijadikan sebagai bahan pelengkap sambal.

Di samping itu, siswanya yang baru kelas 10 itu sedang bersemangat mengikuti lomba ayam geprek dalam rangka Harkopnas ini.

“Dengan mengikuti lomba ini bisa melatih mental mereka, supaya bisa beradaptasi dengan lingkungan masyarakat yang ada di luar lingkungan sekolah,” pungkasnya. (*)


Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul SMKN 4 Balikpapan Unjuk Sambal Ayam Geprek Titik Nol di Lomba Memasak di Bazar UMKM Harkopnas ke-76, https://kaltim.tribunnews.com/2023/07/27/smkn-4-balikpapan-unjuk-sambal-ayam-geprek-titik-nol-di-lomba-memasak-di-bazar-umkm-harkopnas-ke-76.
Penulis: Ardiana | Editor: Aris 

Kisah Perjuangan Pelajar SMKN 4 Balikpapan jadi Paskibraka Provinsi Kaltim

TRIBUNKALTIM.CO – Khoirina Alfi, satu dari 38 siswa-siswi di barisan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau Paskibraka Provinsi Kalimantan Timur yang ikut bertugas dalam detik-detik proklamasi, Kamis (17/8/2023).

Siswi berusia 16 tahun tersebut terpilih sebagai pembawa baki di Upacara Bendera dalam rangka HUT Republik Indonesia (RI) ke-78 yang dilaksanakan di GOR Kadrie Oening, Kota Samarinda.

Perempuan yang akrab disapa Rina ini merupakan siswi SMKN 4 Balikpapan.

Saat ditemui, Rina tak menyangka terpilih sebagai pembawa baki untuk membawa bendera pusaka merah putih yang langsung diserahkan oleh Gubernur Kaltim, Isran Noor.

Rasa syukur diucapkannya, setelah diberi kesempatan ini.

“Bersyukur dan tidak menyangka. Makna kemerdekaan untuk saya, berkibarnya bendera Merah Putih saat 17 Agustus,” sebutnya.

Pengalaman selama bertugas sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tahun ini juga diceritakannya.

Selain pengalaman, salah satunya ia bisa merasakan mendapat kesempatan bertemu dengan teman-teman dari berbagai daerah di Kalimantan Timur.

Punya banyak teman baru dan pengalaman baru.

“Kalau ditanya tantangan sebagai pembawa baki, saat berhadapan langsung dengan Pak Gubernur,” kata Rina.

Usai melaksanakan tugas secara baik, Rina mengaku lega, terlebih ketika melihat bendera yang dibawanya berhasil berkibar sempurna.

Rina yang masih melanjutkan pendidikannya di SMK, juga bercita-cita sebagai polwan.

Waktu Latihan yang Dibutuhkan 

Siswi kelahiran Balikpapan pada 26 Mei 2007 ini juga bercerita, bahwa terjun ke dunia Paskibraka saat setelah masuk SMK.

Tawaran untuk mengikuti seleksi Paskibraka di tingkat Kota datang, yang membuatnya mengambil keputusan untuk ikut.

Perempuan yang juga hobi berolahraga basket ini memberanikan diri ikut seleksi di tingkat kota.

Melalui proses yang panjang dan tidak mudah, dia bersyukur bisa sampai menjadi pembawa baki pada upacara kali ini.

“Saya ikut seleksi di tingkat kota dan Alhamdulillah lolos di tingkat provinsi walau belum rezeki saya untuk ke nasional,” ujarnya.

“Tapi, dapat kepercayaan sebagai pembawa baki itu juga sangat bersyukur,” imbuhnya.

“Proses latihannya memakan waktu selama 3 bulan. Seleksi di tingkat kota itu sudah dari Februari 2023,” sambung Rina. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul Kisah Perjuangan Pelajar SMKN 4 Balikpapan jadi Paskibraka Provinsi Kaltim, https://kaltim.tribunnews.com/2023/08/17/kisah-perjuangan-pelajar-smkn-4-balikpapan-jadi-paskibraka-provinsi-kaltim.
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo